Rabu, 17 Desember 2008

VIRUS KUNING PADA TANAMAN CABAI

Penyakit bulai atau yang sering disebut dengan Gemini virus adalah Virus kuning yang dapat menyerang tananaman cabai dengan cara ditularkan. Karena pada virus kuning tersebut tidak dapat menular dengan cara gesekan daun ataupun udara, tidak memiliki Gen jantan atau betina, tidak memiliki klorofil.

Maka setelah diketahui bahwa virus tersebut masuk dalam RNA/DNA atau yang sering disebut dengan kromosom yang penularannya melalui hama kutu kebul. Degan penjelasan Kutu kebul tersebut menghisap tanaman cabai yang sudah terkena virus kuning kemudian menghinggap pada tanaman cabai yang masih sehat dan kemudian mengeluarkan lendir yang masih mengidap virus kuning, kemudian virus tersebut menyebar didalam tubuh tanaman yang bersamaan dengan cairan yang ada didalam tubuh tanaman tersebut. Jadi virus tersebut yang berbentuk Gen yang dapat merusak jaringan pada tanaman yang berupa kromosom atau RNA/DNA, jadi virus kuning tersebut menghentikan kerjanya Gen kromosom / klorofil tersebut yang berupa asam amino. Sehingga tanaman tersebut dikuasai oleh Gen virus kuning.

Virus kuning tersebut dapat berkembang dalam waktu yang cukup lama yaitu sekitar 40-60 hari setelah tanaman ditusuk atau ditulari oleh kutu kebul. Dalam proses perkembangan virus tersebut pada tanaman yang memakan waktu cukup lama tersebut dapat langsung berkembang jika tanaman kurang sehat. Maka telah diketahui jika tanaman sehat maka virus kuning tersebut juga dapat terhambat perkembanganya.

Pengendalian Penyakit Bulai Pada Tanaman Cabai”

Setelah diketahui bahwa penyakit bulai yang menyerang tanaman cabai bahwa penyakit tersebut adalah virus yang tidak dapat dikedalikan secara kimia namun ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjangkitnya penyakit bulai. Maka dapat dilakukan:


Cara pengendalian

Jika tanaman sudah terserang virus kuning maka satu-satunya cara yaitu dilakukan dengan cara dicabut dan dibakar atau dibuang pada tempat yang jauh dari pemukiman tanaman cabai.


Cara pencegahan

  1. Semaian bebas virus kuning yaitu dengan cara:

  • Pada saat persemaian dilakukan dengan cara ditanam pada polibag satu persatu benih ditanam pada tiap polibag tidak dilakukan dengan cara disebar pada lahan persemaian.

  • Pemberian rumah sungkup dengan menggunakan kain kasa agar kutu kebul yang berfungsi sebagai vector tidak dapat masuk dalam persemaian.

  • Persemaian dilakukan dibelakang/tritisan rumah yang jauh dari tanaman cabai karena disekitar rumah tersebut tidak ada kutu kebul sebagai vektor.

  1. Sanitasi lingkungan dilakukan sebersih dan serapi mungkin terutama pada rumput wedusan yang biasa digunaman sebagai pengganti inang virus kuning tersebut, karena kutu kebul tersebut paling senang terhadap rumput tersebut sebagai pengganti tanaman inang.

  2. Pengaturan jarak tanam dengan serapi mungkin dan tidak terlalu rapat, karena kutu kebul juga takut terhadap pemangsanya ditempat yang agak terbuka. Maka jarak tanam dapat diperlebar agar tajuk tanaman tersebut tidak bertumpuk-tumpukan.

  3. Meningkatkan stamina tanaman karena tanaman cabai tersebut juga melakukan perlawanan dengan virus tersebut. Maka agar tanaman cabai tersebut tetap sehat maka dapat dilakukan dengan cara:

  • Pemberian pupuk organic yang lebih banyak.

  • Irigasi yang yang baik.

  1. Pemberian pagar pada tanaman dengan menggunakan:

  • Dengan menggunakan tanaman jagung yang ditanam mengelilingi tanaman cabai

  • Menggunakan tanaman kenikir

  1. Pemberian perangkap dengan menggunakan botol yang sudah diberi hormon perangsang.